Senin, 30 Mei 2016

KATAKAN KEPADA WANITA YANG BERIMAN HENDAKLAH MEREKA MENAHAN PANDANGANNYA

Mei 30, 2016 0 Comments

Di antara penyakit yang merebak di kalangan kaum wanita adalah penyakit suka melirik pria. Kaum wanita yang tidak pernah menahan pandangannya mengira bahwa menahan pandangan itu khusus bagi kaum pria, tidak bagi kaum wanita. Dia lupa bahwa setelah memerintahkan kaum pria untuk menahan pandangan, Allah SWT juga berfirman:
”Katakan kepada wanita yang beriman hendaklah mereka menahan pandangannya.”(QS. An-Nuur [24]:31)
Maksudnya, menahan pandangan dari apa yang diharamkan Allah atas mereka, seperti memandang pria yang bukan suami mereka.
Rasulullah pernah bersabda kepada Ummu Salamah dan Maimunah tatkala Ibnu Ummi Maktum masuk: “Berlindunglah kalian darinya.” Maka Ummu Salamah berkata: “Wahai Rasulullah, bukankah dia buta? Dia tidak akan dapat melihat kami dan tidak akan dapat mengenali kami.” Rasulullah bersabda:
“Tetapi apakah kalian buta? Bukankah kalian dapat melihatnya? (HR. Tirmidzi pada pembahasan tentang adab, 29, Abu Dawud pada pembahasan tentang pakaian, 34, dan Ahmad dalam Al-Musnad,6/269)
Bahkan Rasulullah pernah bersabda:
“Janganlah seorang wanita bergaul dengan wanita lain, lalu menceritakan kecantikan wanita tersebut kepada suaminya (hingga) seakan-akan suaminya melihat sendiri wanita lain tersebut.” (HR. Bukhari, Ahmad dan Tirmidzi dari Ibnu Mas’ud)
Dalam riwayat lain disebutkan:
“Tidak boleh seorang pria menggambarkan ketampanan pria lain kepada istrinya dan tidak boleh seorang wanita menggambarkan kecantikan wanita lain kepada suaminya.”
Mungkin ada wanita yang bertanya, “Bagaimana saya dapat menahan pandangan?” Jawaban dari pertanyaan ini ada dalam sebuah kalimat pendek, namun mengandung banyak kebaikan yang begitu banyak, yaitu siapa yang menegakkan tauhid kepada Allah di dalam hatinya, maka dia tidak akan memandang kepada seorang pria pun selama-lamanya.
Oleh karena itu, wahai Saudari, apabila engkau ingin mengetahui sebesar apa cintamu kepada Allah dan sejauh mana kejujuranmu dalam mengesakan Allah, maka perhatikan sikapmu. Apabila ada seorang pemuda atau seorang pria, baik itu pria fasiq ataupun shalih, lewat di hadapanmu, maka jika engkau menahann pandangan darinya, itu artinya engkau adalah orang yang cinta kepada Allah. Namun jika engkau memandangnya, maka ketahuilah bahwa cintamu kepada hawa nafsu dan syahwat lebih besar daripada cintamu kepada Allah. Jika demikian, maka obatnya adalah menegakkan tauhid kepada Allah.




Referensi: Buku Wahai Saudariku Inilah Surga, masuklah ke dalamnya dari pintu mana saja yang kamu Inginkan Oleh Mahmud Al-Mishri (Abu Ammar) diterjemahkan oleh Fathurahman Abdul Hamid, Lc.