Di antara
penyakit yang merebak di kalangan kaum wanita adalah penyakit suka melirik
pria. Kaum wanita yang tidak pernah menahan pandangannya mengira bahwa menahan
pandangan itu khusus bagi kaum pria, tidak bagi kaum wanita. Dia lupa bahwa
setelah memerintahkan kaum pria untuk menahan pandangan, Allah SWT juga
berfirman:
”Katakan kepada wanita yang beriman
hendaklah mereka menahan pandangannya.”(QS. An-Nuur [24]:31)
Maksudnya,
menahan pandangan dari apa yang diharamkan Allah atas mereka, seperti memandang
pria yang bukan suami mereka.
Rasulullah
pernah bersabda kepada Ummu Salamah dan Maimunah tatkala Ibnu Ummi Maktum
masuk: “Berlindunglah kalian darinya.” Maka Ummu Salamah berkata: “Wahai
Rasulullah, bukankah dia buta? Dia tidak akan dapat melihat kami dan tidak akan
dapat mengenali kami.” Rasulullah bersabda:
“Tetapi apakah kalian buta? Bukankah kalian
dapat melihatnya? (HR. Tirmidzi pada pembahasan tentang adab, 29, Abu Dawud pada
pembahasan tentang pakaian, 34, dan Ahmad dalam Al-Musnad,6/269)
Bahkan
Rasulullah pernah bersabda:
“Janganlah seorang wanita bergaul dengan
wanita lain, lalu menceritakan kecantikan wanita tersebut kepada suaminya
(hingga) seakan-akan suaminya melihat sendiri wanita lain tersebut.” (HR.
Bukhari, Ahmad dan Tirmidzi dari Ibnu Mas’ud)
Dalam riwayat
lain disebutkan:
“Tidak boleh seorang pria menggambarkan
ketampanan pria lain kepada istrinya dan tidak boleh seorang wanita
menggambarkan kecantikan wanita lain kepada suaminya.”
Mungkin ada
wanita yang bertanya, “Bagaimana saya dapat menahan pandangan?” Jawaban dari
pertanyaan ini ada dalam sebuah kalimat pendek, namun mengandung banyak
kebaikan yang begitu banyak, yaitu siapa
yang menegakkan tauhid kepada Allah di dalam hatinya, maka dia tidak akan
memandang kepada seorang pria pun selama-lamanya.
Oleh karena
itu, wahai Saudari, apabila engkau ingin mengetahui sebesar apa cintamu kepada
Allah dan sejauh mana kejujuranmu dalam mengesakan Allah, maka perhatikan sikapmu.
Apabila ada seorang pemuda atau seorang pria, baik itu pria fasiq ataupun
shalih, lewat di hadapanmu, maka jika engkau menahann pandangan darinya, itu
artinya engkau adalah orang yang cinta kepada Allah. Namun jika engkau
memandangnya, maka ketahuilah bahwa cintamu kepada hawa nafsu dan syahwat lebih
besar daripada cintamu kepada Allah. Jika demikian, maka obatnya adalah
menegakkan tauhid kepada Allah.
Referensi: Buku Wahai
Saudariku Inilah Surga, masuklah ke dalamnya dari pintu mana saja yang kamu
Inginkan Oleh Mahmud Al-Mishri (Abu Ammar) diterjemahkan oleh Fathurahman
Abdul Hamid, Lc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar