Senin, 29 Januari 2018

SAVE STREET CHILD PALEMBANG: BUKAN SEKADAR BERBAGI

Januari 29, 2018 1 Comments

Holla! Sudah tahu belum sama Save Street Child alias SSC? Kalo belum, kenalan dulu yuk! Namaku... (eh, bukan kenalan sama saya, ya hehe). Seperti namanya, Save Street Child Palembang atau biasa disingkat SSCP ini merupakan salah satu komunitas yang konsen sama anak-anak jalanan dan juga kaum marjinal. Dari situ, sudah jelas kan, kalo komunitas ini masuk ke dalam kategori komunitas sosial. To be honest, sampai saat tulisan ini dibuat, saya juga belum akrab betul sama SSCP (masih newbie hehe), tapi komunitas ini sudah berhasil menarik perhatian dan mencuri hati saya. Kenapa?

#1 Wadah Pemuda yang Peduli Sosial
Menurut info, Save Street Child Palembang dibentuk pada Maret 2012. Saya ga begitu tahu juga mengenai awal mula terbentuknya komunitas ini. Tapi saya salut banget. Two thumbs up! Kegiatan sosial yang sifatnya sukarela gini itu bener-bener patut diacungin jempol. Saya selalu salut sama siapapun yang bersedia dengan tulus dan ikhlas bergerak membantu orang tanpa mengharapkan imbalan, pujian, atau bahkan meningkatkan kadar eksistensi. Maka, di Save Street Child Palembang ini, tempat bagi mereka yang haus untuk menyebar kebaikan.

#2 Jembatan untuk Berbagi dan Mendidik Anak Negeri
“Mendidik adalah kewajiban bagi setiap orang terdidik”


Nah! Masih inget kan, sama quote-nya Anis Baswedan itu? It’s mean that kita mustinya bisa berbagi ilmu, pengetahuan dan pengalaman kepada mereka sesama anak negeri yang mungkin kurang beruntung dibandingkan kita. Maka Save Street Child Palembang adalah salah satu jembatan bagi kita yang mau berbagi dan mendidik teman-teman dan adik-adik kita di luar sana. Kapan lagi kita bisa berguna bagi orang lain, kalau bukan dimulai dari sekarang? Sebab manusia yang baik itu adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya. Lagipula, mengisi waktu kosong dengan hal positif itu lebih baik daripada kita cuma window shopping muter-muterin mall padahal ga ada duit mau beli, atau sepanjang hari leyeh-leyeh di kasur doang. Dan ternyata berbagi itu juga bisa jadi sarana refreshing dari skripsi. HAHAHA

#3 Anak-Anak dan Kaum Marjinal


Saya sering banget denger kalo “anak-anak itu tonggak penerus masa depan bangsa” dan saya juga yakin kalo kalian juga sering denger kalimat itu. Nah, komunitas ini emang lebih konsen terhadap anak-anak dan kaum marjinal khususnya di Kota Palembang. Di tahun 2018 ini, Save Street Child Palembang rutin ngasih pembelajaran buat anak-anak di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukawinatan dan Panti Asuhan Doa Ibu. Menurut info, sebelumnya adik-adik asuh SSC Palembang juga ada dari anak-anak loper koran di sekitar Jalan Angkatan 45. Balik lagi ke TPA, kalian pernah ga sih iseng-iseng main ke sana atau mungkin sekadar lewat? To be honest, kedua kali saya dateng ke Tempat Pembuangan Akhir itu karena SSC, dan karena TPA itu juga yang jadi salah satu alasan yang bikin saya tertarik juga penasaran untuk ikut SSC (yang pertama kali karena nyasar, kalo ga salah). Wah pokoknya ga kebayang deh. Tapi yang saya salut, adik-adik di situ antusiasmenya tinggi banget. Coba deh, sekali-sekali kalian main.

#4 Bukan Sekadar Rutinitas, Tapi Benar-Benar Peduli
Kalo bicara masalah rutinitas, setiap minggu Save Street Child ngadain kelas untuk adik-adik di Sukawinatan dan juga di Panti Asuhan Doa Ibu. Tapi, bukan sekadar itu aja. Bahkan, waktu ada adik asuh yang di Sukawinatan terkena musibah dan mengalami cedera patah tulang, kakak-kakak Save Street Child Palembang yang berasal dari disiplin ilmu kedokteran ikut bantu membidai (penanganan sementara patah tulang) dan tentunya juga melakukan open donation buat si adik. Yang juga saya ingat, salah satu dari kakak SSC Palembang pernah bilang kurang lebih begini, “Waktu itu pernah ada yang wawancara kita, mereka tanya apa kemajuan yang paling besar sejak Save Street Child Palembang mulai ngajarin adik-adik. Yah, kemajuan yang paling berkesan itu membuat mereka bisa melakukan sesuatu yang baik yang biasanya tidak mereka lakukan, kayak pake sendal alias nggak nyeker, ngasih salam, dan hal-hal kayak gitu. Bukannya hanya sekadar membuat mereka yang tadinya ga bisa baca, jadi baca. Walaupun memang sebenernya itu juga penting. Dan yang paling penting itu kita bisa ngasih mereka kebahagiaan.” Saya rasanya kayak tersentuh pas denger itu. Ohya, selama saya gabung di komunitas ini, Save Street Child juga pernah ngadain pasar sembako murah dan cek kesehatan gratis buat warga yang tinggal di sekitar TPA.



Ps: ini bukan pencitraan ya, maaf kalau agak berlebihan. Saya hanya mengungkapkan kekaguman sekaligus sharing.