Sabtu, 31 Oktober 2015

#LombaBloggerUnsri #MelawanAsap



Puisi ini sebagai salah satu bentuk kontribusi saya terhadap kondisi negeri  yang sedemikian menyedihkan sekaligus dalam rangka berpartisipasi pada  lomba menulis bersama Blogger Unsri.


Sehela Nafas
Oleh: Ameylia Kurnyanti

Namaku Zailani
Bersama duka, berteman nasib
Ingin lekas-lekas mencomot paku menjulur asa
Menyuruk sisa-sisa lahan gosong

Biar saja, riuh rendah penuh distorsi
Mencaci-maki, menghina-dina
Mereka hanya kuli bicara
Tak ada guna, tak mengubah  takdir yang nelangsa

Bermalam-bersiang
Berpanas-berhujan
Tidak! Kiriman air belum datang
Yang ada cuma hati  yang basah

Muda-mudi membanting pintu
Berteriak pada langit, pada tanah
Menjemput keadilan tapi salah alamat
Si empunya bukan pejabat

Rimbunan dimakan senja tak tahu usia
Berkilat, meliuk-liuk atau melompat
Merampas sehela nafas yang tertinggal
Satu tarikan nafas

Menggenggam angin, menghirup abu
Di tengah bising politik negeri
Banyak yang merebah tak bangun lagi

Palembang, 31 Oktober 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar